Time Now

nuffnang

Salam

nuffnang

Relax Yr Eyes

Baca lah Al-Quran

Listen to Quran
Terjemahan Melayu - Klik sini

Radio / TV Malaysia

Assalamualaikom

Thursday, January 22, 2015

Kisah Nabi Muhammad s.a.w. Berbicara Dengan Syaitan


Kisah Nabi Muhammad s.a.w. Berbicara dengan syaitan



Dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas:

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba - tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:
"Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku. "

Rasulullah bersabda : "Tahukah kalian siapa yang memanggil?"

Kami menjawab : "Allah dan rasulNya yang lebih tahu."

Beliau melanjutkan, "Itu iblis, laknat Allah bersamanya."

Umar bin Khattab berkata: "Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah"

Nabi menahannya :" Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, fahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."

Ibnu Abbas RA berkata: Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang tua yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi..

Iblis berkata: "Salam untukmu Muhammad.... Salam untukmu para hadirin..."

Rasulullah SAW lalu menjawab : "Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu? "

Iblis menjawab : "Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun kerana terpaksa."

"Siapa yang memaksamu? "

"Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata:

"Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin."

"Oleh kerana itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."

Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?"

Iblis segera menjawab: " Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci."

"Siapa selanjutnya? "

"Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT."

"Lalu siapa lagi?"

"Orang Alim dan wara' (Loyal)"

" Lalu siapa lagi?"

"Orang yang selalu bersuci."

"Siapa lagi?"

"Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain."

"Apa tanda kesabarannya? "

" Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang - orang yang sabar."

"Selanjutnya apa?"

"Orang kaya yang bersyukur."

"Apa tanda kesyukurannya ?"

"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya ."

"Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?"

"Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."

"Umar bin Khattab?"

"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur. "

"Usman bin Affan?"

"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya ."

"Ali bin Abi Thalib?"

" Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mahu melakukan itu." (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis

"Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak solat?"

"Aku merasa panas dingin dan gementar. "

"Kenapa?"


"Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 darjat."

"Jika seorang umatku berpuasa?"

"Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka ."

"Jika ia berhaji?"

"Aku seperti orang gila. "

"Jika ia membaca al-Quran?"

"Aku merasa meleleh laksana timah di atas api."

"Jika ia bersedekah?"

"Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji."

"Mengapa jadi begitu? "

"Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya... Iaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya."

"Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?"

"Suara kuda perang di jalan Allah."

"Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?"

"Taubat orang yang bertaubat."

"Apa yang dapat membakar hatimu?"

"Istighfar di waktu siang dan malam."

"Apa yang dapat mencoreng wajahmu?"

"Sedekah yang diam - diam. "

"Apa yang dapat menusuk matamu?"

"Solat fajar."

"Apa yang dapat memukul kepalamu? "

"Solat berjamaah."

"Apa yang paling mengganggumu? "

"Majlis para ulama."

"Bagaimana cara makanmu?"

"Dengan tangan kiri dan jariku."

"Dimanakah kau menaungi anak - anakmu di musim panas?"

"Di bawah kuku manusia."

Manusia Yang Menjadi Teman Iblis

Nabi lalu bertanya : "Siapa temanmu wahai Iblis?"

"Pemakan riba."

"Siapa sahabatmu?"

"Penzina."

"Siapa teman tidurmu?"

"Pemabuk.."

"Siapa tamumu? "

"Pencuri."

"Siapa utusanmu?"

"Tukang sihir."

"Apa yang membuatmu gembira?"

"Bersumpah dengan cerai."

"Siapa kekasihmu? "

"Orang yang meninggalkan solat jumaat"

"Siapa manusia yang paling membahagiakanmu? "

"Orang yang meninggalkan solatnya dengan sengaja."

Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu bersabda : "Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu. "

Iblis segera menimpali :" Tidak , tidak.. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau boleh berbahagia dengan umatmu, sementara aku boleh masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak boleh melihatku.

Demi yang menciptakan diriku dan memberikan ku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang boleh membaca dan tidak boleh membaca, yang durjana dan yang soleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas."

"Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?"

"Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahawa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku boleh pastikan bahawa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku."

Iblis Dibantu oleh 70000 anak - anaknya

Tahukah kamu Muhammad, bahawa aku mempunyai 70000 anak.. Dan setiap anak memiliki 70000 syaitan.

Sebahagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebahagian untuk menggangu anak - anak muda, sebahagian untuk menganggu orang - orang tua, sebahagian untuk menggangu wanita - wanita tua, sebahagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.

Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada solat berjamaah. Tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu solat berjamaah.

Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus.

Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia khabarkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaitan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.

Syaitan juga berkata, "Keluarkan tanganmu", lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan pun menghiasi kukunya.

Mereka, anak - anakku selalu meyusup dan berubah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.

Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.

Tahukah kamu, Muhammad? Bahawa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.

Cara Iblis Menggoda

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?

Akulah makhluk pertama yang berdusta.

Pendusta adalah sahabatku. Barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad?

Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahawa aku benar-benar menasihatinya.

Sumpah dusta adalah kegemaranku.

Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku.

Kesaksian palsu kegembiraanku.

Orang yang bersumpah untuk menceraikan isterinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata - kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak - anak zina dan ia masuk neraka hanya kerana satu kalimat, CERAI.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka lalai semasa solat. Setiap ia hendak berdiri untuk solat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan solat di luar waktu, maka solat itu dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia solat. Namun aku bisikkan ke telinganya 'lihat kiri dan kananmu',

Dia pun menoleh. Pada masa itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan 'solatmu tidak sah'.

Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam solatnya akan dipukul.

Jika ia solat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Dia pun solat seperti ayam yang mematuk beras.

Jika dia berhasil mengalahkanku dan dia solat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga dia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam.

Kamu tahu bahawa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keldai.

Jika dia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga dia menguap dalam solat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia.

Dan diapun semakin taat padaku.

Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan solat. Aku katakan padanya, 'kamu tidak wajib solat, solat hanya wajib untuk orang yang berkemampuan dan sihat. Orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau solat.'

Dia pun mati dalam kekafiran. Jika dia mati sambil meninggalkan solat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam?

10 Permintaan Iblis kepada Allah SWT


"Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?"

"10 macam"

"Apa saja?"

Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan.

Allah berfirman, "Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji syaitan kecuali tipuan." (QS Al-Isra :64)

Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.

Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan isterinya tanpa berlindung dengan Allah, maka syaitan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.

Aku minta agar boleh ikut bersama dengan orang yang menaiki kenderaan bukan untuk tujuan yang halal.

Aku minta agar Allah menjadikan bilik mandi sebagai rumahku.

Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.

Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku.

Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Aku minta agar Allah memberikanku saudara , maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.

Allah berfirman, "Orang - orang boros adalah saudara - saudara syaitan. " (QS Al-Isra : 27)

Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku boleh melihat manusia sementara mereka tidak boleh melihatku.

Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.

Allah menjawab, "Silakan", aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebahagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : "Wahai muhammad, aku tak bolej menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya boleh membisikan dan menggoda."

Jika aku boleh menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun.

Sebagaimana dirimu, kamu tidak boleh memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah.

Jika kau boleh memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini.

Kau hanya boleh menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat : "Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT " (QS Hud :118 - 119)

Juga membaca, " Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku" (QS Al-Ahzab : 38)

Iblis lalu berkata : " Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk-makhluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tak berbohong." 

Yakinlah Janji Allah


Yakinlah Janji Allah Bahawa Setiap Manusia Telah Ada Rezeki Untuknya




Bismillahirrahmanirrahim. 

"Dan tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di bumi melainkan Allah jualah yang menanggung rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat dia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Luh Mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan)."
Q.S Hud : 6

"Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras."
Q.S Ibrahim : 7

Ada 4 tingkat rezeki dari Allah:
1. Rezeki yang dijamin oleh Allah swt untuk setiap makhluk, termasuk manusia yang berakal. Ertinya Allah akan memberikan makan, minum untuk makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah, seperti kita lihat orang-orang yang tinggal di hutan-hutan, mereka dapat tetap hidup walaupun tanpa ilmu Al Quran, Injil ataupun Taurat. Begitu pula orang-orang yang tinggal di kota-kota, walaupun ia tidak ada ilmu atau malas bekerja, ada sahaja orang yang membantu mereka untuk memberi makan. Apakah Anda ingin seperti itu? Jika mahu Anda pasti akan mendapat bantuan dari orang lain atau famili. Tak usah takut kalau tidak akan makan. Semua rezeki dijamin Allah swt. Pertanyaannya, apakah hidup kita ini hanya untuk makan?

2. Rezeki tingkat kedua adalah Allah akan memberikan rezeki kepada manusia dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan. Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Ertinya kalau ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Kalau kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih bersungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Allah Maha Adil. Kalau orang ingin mendapatkan rezeki lebih banyak, ia haruslah belajar lebih banyak dan bersungguh-sungguh bekerja. Itu adalah kuncinya.

3. Rezeki tingkat ketiga adalah rezeki yang "ditambah" oleh Allah swt. Inilah rezeki yang disayangi yang kepada yang diinginkan oleh Allah swt. Kalau kita pandai pandai mensyukuri pemberian Tuhan dan manusia, Allah akan tambahkan. Kita dapat merasakan kasih sayang Allah swt kepada kita, kerana rezeki dan kebahagian selalu ditambahkan. PemberianTuhan : waktu, akal, panca indera digunakan untuk mencari ilmu dan bekerja bersungguh-sungguh, maka rezeki akan jauh lebih baik dari pada orang orang yang tidak ada ilmu, seperti contoh orang-orang hutan Brazil. Bertahun-tahun rezekinya tetap sahaja mencari akar tumbuh-tumbuhan. Atau orang-orang kota yang kurang ilmunya (malas) maka rezekinya lebih sedikit.  Contoh kedua: orang yang pandai mensyukuri bantuan dari teman-temannya, atau dari siapa sahaja, ia akan mudah mendapat bantuan selanjutnya, tapi kalau ia tidak pandai mensyukuri, atau tidak pandai berterimakasih akan bantuan yang sudah diterimanya (bukan hanya berterimakasih dimulut sahaja) maka ia tidak akan dapat bantuan lagi. Hidupnya akan susah lagi. Bukan Allah yang menghendaki, tetapi ia sendiri yang tidak pandai bersyukur.

Orang-orang yang pandai, bersyukurlah kerana mendapat rezeki dan kebahagian yang lebih banyak. Janji Allah tidak meleset sedikit pun! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tenteram. Usaha-usahanya akan mendapat kejayaan, kerana Allah
tambahkan selalu. Kekayaannya digunakannya di jalan Allah, sangat dermawan, pangasih penyayang, taat menjalankan ibadah. Semoga Allah menggolongkan kita kepada golongan orang-orang pandai bersyukur.

"Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepada Luqman, hikmat kebijaksanaan, (serta Kami perintahkan kepadanya): Bersyukurlah kepada Allah (akan segala nikmatNya kepadamu) dan sesiapa yang bersyukur maka faedahnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri dan sesiapa yang tidak bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Allah Maha Kaya, lagi Maha Terpuji."
Q.S Luqman : 12

"Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan)."
QS Luqman : 14

"Apa jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah dan apa jua bencana yang menimpamu maka ia adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri dan Kami telah mengutus engkau (wahai Muhammad) kepada seluruh umat manusia sebagai seorang Rasul (yang membawa rahmat) dan cukuplah Allah menjadi saksi (yang membuktikan kebenaran hakikat ini)."
QS An-Nisaa' : 79

"Orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah bererti ia pandai pula bersyukur kepada manusia, begitu pula sebaliknya."
HR Baihaqi

4. Rezeki ke empat
Allah berfirman; "Orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, Allah akan berikan rezeki dari sumber yang tidak diduga duga."
Q.S

Tanda orang bertaqwa adalah; Kalau disebutkan ayat-ayat Allah kepadanya maka menggigil hatinya ketakutan. Cuba kaji diri bagaimana ketaqwaan kita kepada Allah? Sudahkan kita ketingkat orang yang bertaqwa seperti diatas?

Semakin diri ini kenal dan takut akan Allah dan mencintai Allah, ertinya makin bertaqwa maka Allah akan bantu. Rezeki Allah akan tambah dari sumber yang tidak diduga. Jadi orang bertaqwa rezekinya banyak dan mudah. Kalau sedikit rezeki (miskin) pertanda ia kurang bertaqwa kepada Allah swt. Demikianlah Allah mengatakan dalam Al Quran. Janji Allah tidak pernah meleset dan selalu tepat.

Sahabat yang dimuliakan, 

Setiap kali kita menghadapi makanan dan minuman, kita berdoa kepada Allah agar di berikan barakah dari rezeki yang akan kita santapi. Setiap kanak-kanak muslim juga di didik sejak dari tadika lagi untuk berdoa sebelum makan. Barakah dari rezeki itulah yang kita hajatkan.

Setiap manusia menghabiskan sebahagian besar dari waktu dan umur untuk mencari rezeki. Berusaha mencari rezeki, apabila ikhlas niat dan dilaksanakan dengan mengikut jalan-jalan yang halal adalah ibadah kepada Allah. Dalam mencari rezeki juga , dapat menguatkan akidah seorang muslim, Allah S.W.T. adalah pemberi rezeki. 

Salah satu nama Allah adalah al-Razzak… iaitu Pemberi Rezeki. Banyak perkara di dunia ini dipermudahkan oleh Allah S.W.T. untuk manusia, agar di gunakan dalam usaha mencari rezeki. Oleh itu jangan sampai kita lupa kepada Allah S.W.T. apabila kita telah mendapat nikmat dari-Nya. 

Suatu hari Nabi Sulaiman a.s. bertanya kepada seekor semut tentang berapa banyak makanan yang diperlukannya untuk hidup dalam setahun. Semut menjawab, ia hanya perlukan makanan sebesar sebutir gandum. 

Lalu Nabi Sulaiman a.s. memasukkan semut tersebut di dalam sebuah botol dengan di letakkan bersamanya gula sebesar sebutir gandum. Mulut botol itu kemudiannya ditutup (diberi lubang sikit untuk udara masuk ke dalamnya). 

Cukup tempuh setahun, mulut botol itu pun dibuka semula oleh Nabi Sulaiman a.s. Anehnya, baginda dapati hanya separuh sahaja daripada gula sebesar sebutir gandum itu yang habis dimakan oleh semut tersebut. 

Nabi Sulaiman bertanya, mengapa hanya separuh makanan sahaja yang dihabiskan sedangkan semut pernah berkata ia perlukan makanan sebesar sebutir gandum? 

Sang semut menjelaskan bahawa jika diluar botol rezekinya dijamin sepenuhnya oleh Allah dan dia yakin Allah pasti akan mencukupkan rezekinya.
Sebab itu dia tidak perlu risau dengan hakikat itu. 

Tetapi apabila dikurung oleh manusia (Nabi Sulaiman a.s) dia mengambil langkah berjaga-jaga dan berjimat cermat kerana tidak yakin dengan keprihatinan manusia. Mana tahu kalau-kalau manusia itu terlupa lalu mengurungnya terlebih daripada tempoh satu tahun? Apa akan jadi padanya? 

Pengajaran yang boleh di perolehi daripada kisah ini adalah semut lebih yakin jaminan rezeki daripada Allah S.W.T.(bertawakal kepada Allah) ketika di luar botol berbanding “jaminan” manusia ketika berada di dalam botol. Untuk menghadapi kemungkinan itulah ia mengambil langkah berjimat cermat, supaya apabila berlaku sesuatu di luar jangkaan dia masih mampu bertahan. Masih ada makanan yang boleh digunakan. 

Kenapa kita yang berada di dunia ini yang mengaku beriman kepada Allah S.W.T. tetapi masih ragu-ragu tentang jaminan rezeki dari Allah S.W.T? Oleh itu yakinilah dengan sepenuh hati bahawa setiap anak yang lahir ke dunia, Allah S.W.T. telah menjamin rezeki untuknya, samaada ibu-bapanya merancang atau tidak merancang untuk anak tersebut. 

Sahabat yang dimuliakan, 

Setiap manusia yang diciptakan oleh Allah S.W.T. telah ditetapkan rezeki untuknya. sejak di dalam kandungan ibunya lagi. Allah S.W.T. yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang telah menjamin rezeki untuk semua makhluknya, dari sekecil-kecilnya makhluk (kuman) hinggalah sebesar-besarnya (ikan paus) dan tidak dikurangkan sedikit pun daripadanya. 

Manusia diminta untuk berusaha, berdoa dan bertawakkal nescaya ia akan mendapat dan memiliki rezeki yang telah disedaikan oleh Allah S.W.T. dimuka bumi ini. 

Firman Allah s.w.t.yang bermsksud : “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan keperluannya.” (Surah At-Talaq ayat 2-3)

Takwa adalah merupakan kriteria atau ukuran sesaorang yang paling hampir dengan Allah S.W.T. Sesiapa saja dikalangan hamba-hamba Allah yang paling tinggi takwanya maka dia adalah orang yang paling mulia disisi Allah S.W.T. Orang yang bertakwa adalah orang mukmin yang cukup berhati-hati didalam menjalani kehidupan didunia ini, amat takut kalau-kalau dia terjerumus didalam kehidupan yang mendatangkan kemurkaan Allah S.W.T. 

Ia bukan saja telah meninggalkan yang haram dan melaksanakan yang wajib tetapi ia telah meninggalkan perkara-perkara syubhah dan makruh. Dalam amalan ibadahnya diperbanyakkan amalan-amalan sunat dalam rangka merapatkan lagi hubungan dengan Allah S.W.T, malahan semua yang harus pula di niatkan kerana Allah supaya ianya menjadi ibadah. 

Allah S.W.T. akan membantu orang-orang yang bertakwa, segala kesusahannya, kemiskinannya dan apa-apa saja permasaalaan hidup yang dihadapinya, akan terbentang luas jalan keluar diberikan oleh Allah S.W.T. Bukan setakat ini saja, malahan Allah S.W.T.akan memberikan rezeki yang tiada disangka-sangka samaada rezeki datang dari langit, bumi, lautan, malahan yang jauh didekatkan, yang sedikit diperbanyakkan dan yang banyak dipermudahkan. 

Kadangkala seseorang pernah bertanya pada diri sendiri, “Kenapa rezekiku sempit? Buat berbagai usaha tetapi masih gagal mencapai matlamatnya?Berniaga merosot, puas aku berdoa dan minta pertolongan Allah tetapi masih tidak dimakbulkan-Nya?” 

Perlu di ingat bahawa Allah S.W.T. Maha Mengetahui apa akan berlaku kepada para hamba-Nya dilambatkan permohonannya adalah untuk kebaikan hambanya sendiri. Kerana takwanya belum mantap, maka diuji lagi supaya semakin banyak ia berusaha, berdoa dan bertawakal maka akan melahirkan hubungan yang erat hatinya dengan Allah S.W.T. dan Dia ingin memberikan pahala yang besar kepadanya diatas kesabarannya. Oleh itu kita kena berbaik sangka dengan Allah S.W.T. berdoa dan terus berdoa jangan putus asa. Cepat atau lambat dikabulkan doa kita adalah urusan Allah S.W.T. 

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud : “Allah S.W.T. berfirman, „Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku‟.” (Hadis RiwayatAl-Bukhari)

Rasulullah S.A.W. bersabda, maksudnya : “Janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan kamu berbaik sangka dengan Allah.” (Hadis Riwayat Muslim)

 Apakah maksud berbaik sangka dengan Allah? Berbaik sangka di sini adalah rasa takut dan harap yang saling bergandingan, ataupun rasa takut mengatasi rasa harap. Sahabat yang dikasihi, Rasulullah S.A.W. pernah bersabda yang bermaksud : “Jika sekiranya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, pasti Allah akan memberi rezeki kepadamu, seperti Dia memberi rezeki kepada burung-burung yang terbang di pagi hari dengan tembolok kosong dan waktu pulang kesarangnya pada waktu petang, temboloknya sudah penuh.” 

Orang-orang yang bertawakal ialah mereka yang yakin dengan jaminan rezeki daripada Allah S.W.T. dan mereka akan mendapat balasan yang baik di akhirat nanti. 

Kunci rezeki dan perbendaharaan Allah S.W.T. hanya berada ditangan-Nya dan Dia akan membuka pintu rezeki ini seluas-luasnya kepada hamba-hamba-Nya yang banyak beristighfar, bersedekah, sentiasa berwuduk, menghubungkan silaturahim, solat duha, solat tahajjud , berzikir dan membaca al-Quran. Amalan-amalan soleh ini jika diamalkan akan membina jambatan hati kita dengan Allah S.W.T. dan apabila Dia kasih dan sayang pada kita maka segala permohonan dan doa kita dimakbulkan-Nya dan di kurniakan rezeki di jalan yang tiada disangka-sangka. 

Kesimpulannya, dalam usaha mencari rezeki di atas dunia ini, jangan sampai menjauhkan kita daripada beribadah dan mangingati Allah. Oleh itu, kita perlu bertawakal kepada Allah dengan hakikat tawakal yang sebenarnya. Kita mesti berusaha dan berikhtiar tetapi meletakkan pergantungan sepenuhnya kepada Allah. Kalau dapat apa yang kita inginkan, bersyukurlah. Kalau sebaliknya, bersabarlah dan berbaik sangka dengan Allah. Yang penting, kita mesti tahu meletakkan kepentingan antara dunia dan akhirat. 

Jangan gadaikan akhirat dengan habuan dunia yang sementara ini. Berusaha dan berikhtiarlah, kerana ia sunnatullah. Tetapi ingat, ia tidak akan dapat mengatasi takdir Allah.

Saturday, January 10, 2015

NASA Sahkan Asteroid Sebesar 1300 ka Hampiri Bumi



Asteroid sebesar 1300 ka (400 m) lebar dijangka melintasi bumi pada 8 November 2011 ini. Keluasannya adalah kira-kira satu setengah kali ganda padang bola, cukup besar untuk mendatangkan malapetaka jika tersasar ke bumi. Ia akan melintas kira-kira 0.85 jarak antara bulan dan bumi. Kebetulan pula tarikh itu hampir dengan Raya Haji iaitu kemungkinan pada 6 atau 7 November, 2011. Asteroid ini baru dijumpai pada bulan Disember 2005 dan dinamakan sebagai 2005 YU55.

Kenyataan NASA (Near Earth Object Program) menyebut, " Walaupun tergolong dalam kategori objek yang mungkin berbahaya, 2005 YU55 tidak mendatangkan sebarang ancaman perlanggaran dengan bumi sekurang-kurangnya dalam tempoh 100 tahun akan datang. Bagaimanapun, ini merupakan kejadian object yang menghampiri bumi yang paling dekat yang kami awal-awal lagi dapat tahu dan kejadian sebegini tidak akan berlaku lagi hinggalah tahun 2028 apabila asteroid (153814) 2001 WN5 melintasi pada 0.6 jarak bulan."


Trajektori Asteroid 2005 YU55

Akhbar Daily Mail melapurkan bahawa, Agensi Angkasa Eropah (ESA) merancang melancarkan satelit 'impactor' kepada asteroid 'ujian' pada 2015 untuk melihat jika trajektori objek tersebut boleh diubah bagi mengelakan perlanggaran dengan bumi. Agensi tersebut sedang melaksanakan misi bagi mengelakan ancaman minimum oleh asteroid Apophis selebar 700-1100 ka, yang mempunyai kemungkinan  satu dalam 250,000 menghentam bumi pada tahun 2036.

Wednesday, January 7, 2015

Sifat sifat Nabi Muhammad saw


Fizikal Nabi
Telah dikeluarkan oleh Ya’kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.
Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta’ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: “Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat”, tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.
Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.
Baginda tidak pemah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: “Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!”. Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.
Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.

Sunday, January 4, 2015

Dosa Lalu Terampun Dengan Sebutan "Amin"




Pernahkah kita terfikir akan sebutan "Amin" yang selalu diungkapkan dalam setiap solat dan doa kita? Rupaya ada keberkatan lain yang tidak disedari disebalik perkataan tersebut. Namun sebelum itu mari kita lihat cara sebutan"Amin" yang betul seperti di bawah.

AA-MIIIIIIN - (A: panjang 2 harakat (mad badal), MIN: panjang 4–6 harakat (mad ‘aridh lis sukun) ertinya YA ALLAH, KABULKANLAH DOA KAMI. 

Sebutan “AMIN” yang kurang tepat ketika mengaminkan doa atau selepas al-fatihah:

1. AMIN -  (A dan MIN sama-sama pendek) ertinya aman, tenteram.

2. AAAMIN - (A panjang dan MIN pendek) ertinya meminta perlindungan keamanan.

3. AMIIIIN - (A pendek dan MIN panjang) ertinya jujur, terpecaya.

4. AAAAAM-MIIIIIIN - (A: panjang 5 harakat, mim:bertasydid, dan MIN: panjang), ertinya ‘orang yang bermaksud menuju suatu tempat’.


“Bila Nabi shallaAllahu `alaihi wa sallam selesai membaca Al-Fatihah (dalam solat), baginda mengucapkan AMIN dengan suara keras dan panjang.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud)

Abu Hurairah meriwayatkan sebagai berikut: "Bersabda Nabi : "Apabila imam membaca amin hendaklah kamu membaca AMIN, kerana sesungguhnya para malaikat juga membaca AMIN bersama dengan imam. Sesiapa yang bersamaan ucapan AMINnya dengan ucapan AMIN para malaikat, akan diampuni dosa-dosanya yang lalu". (HR. Muslim)


Hukum menyebut AMIN selepas bacaan Fatihah adalah SUNAT, samada di dalam solat atau di luar solat. (Al-Tibyan, Imam Nawawi m/s 133)

Meninggalkan sebutan AMIN tidak membatalkan solat kerana ia bukan sebahagian dari Fatihah, dan bukan juga termasuk dalam rukun sembahyang. Ia adalah doa yang digalakkan dibaca selepas Fatihah.

Friday, January 2, 2015

Wanita Ini Hidup Bahagia Bersama Lima Suami


India – Seorang pengantin perempuan untuk lima pengantin lelaki. Tentu pelikkan? Tambah pelik apabila semua pengantin lelaki adalah adik beradik.


Namun bagi Rajo Verma, 21, ia bukan sesuatu yang pelik malah dia menerima perkara berkenaan dengan tangan terbuka, selaras dengan adat yang diamalkan di tempat tinggalnya.
baca lagi klik TAJUK ENTRI ni

Dia kini menetap di sebuah rumah yang hanya mempunyai sebuah bilik bersama semua suami itu.

Rajo akan tidur dengan mereka mengikut giliran.

Dia kini mempunyai seorang anak lelaki berusia18 bulan, namun Rajo sendiri tidak mengetahui siapa bapa kepada anak-anaknya itu.

“Pada mulanya saya merasa sedikit pelik namun ia menjadi kebiasaan. Tidak ada pilih kasih terhadap semua suami saya.

“Kami tidak mempunyai katil, hanya selimut yang diletakkan di atas tilam,’’ katanya.

 Jelas Rajo, ibunya sendiri mengahwini tiga beradik, justeru dia tahu dia akan mengalami perkara sama apabila dewasa kelak.

“Saya tahu saya terpaksa menerima mereka semua sebagai suami saya,’’ katanya.

 Rajo menyifatkan dirinya bertuah kerana mendapat perhatian yang lebih daripada suami-suami, berbanding kebanyakan isteri yang lain.

Dalam pada itu, Guddu, 21, merupakan suami pertama Rajo berkata, mereka semua menjalin hubungan seks dengan Rajo.

“Saya tidak cemburu. Kami semua adalah satu keluarga yang bahagia.’’ katanya.

 Mengikut adat di kampung berkenaan, Rajo perlu menjadikan semua adik beradik berkenaan termasuk Bajju, 32, Sant Ram, 28, Gopal, 26 dan Dinesh, 18, sebagai suami.

Dinesh dikahwininya tahun lepas ketika lelaki itu berusia 18 tahun.

Sementara Bajuu pula berkata dia menganggap Rajo sebagai isterinya dan tidur dengan wanita itu sama seperti adik beradiknya yang lain.

Rajo katanya, memasak dan mengemas rumah selain menjaga anak mereka manakala dia dan adik beradiknya keluar bekerja di Dehradun yang terletak di utara India.